Sinopsis :
Cinta seperti sesuatu yang mengendap-endap di belakangmu.
Suatu saat tiba-tiba kau baru sadar, cinta menyergapmu tanpa peringatan
-Sei-
Aku mencintai Ai. Tidak tahu sejak kapan - mungkin sejak pertama kali dia menggenggam tanganku - aku tidak tahu mengapa, dan aku tidak tahu bagaimana. Aku hanya mencintainya, dengan caraku sendiri. Sekarang, semuanya sudah terlambat. Tidak. Semuanya sudah terlambat jauh sebelum hari ini - mungkin sejak festival musim panas itu, atau mungkin sejak kedatangan Shin. Dia telah memilih, sadar maupun tidak, dan orang itu bukanlah aku.
-Ai-
Aku bersahabat dengan Sei sejak kami masih sangat kecil. Saat mulai tumbuh remaja, gadis-gadis mulai mengejarnya. Entah bagaimana, aku pun mulai jatuh cinta padanya, tetapi aku memilih untuk menyimpannya. Lalu, datang Shin ke dalam lingkaran persahabatan kami. Dia membuatku jatuh cinta dan merasa dicintai. Kami bahagia, tetapi suatu hari Shin pergi dan tak bisa kembali lagi.
Suatu saat tiba-tiba kau baru sadar, cinta menyergapmu tanpa peringatan
-Sei-
Aku mencintai Ai. Tidak tahu sejak kapan - mungkin sejak pertama kali dia menggenggam tanganku - aku tidak tahu mengapa, dan aku tidak tahu bagaimana. Aku hanya mencintainya, dengan caraku sendiri. Sekarang, semuanya sudah terlambat. Tidak. Semuanya sudah terlambat jauh sebelum hari ini - mungkin sejak festival musim panas itu, atau mungkin sejak kedatangan Shin. Dia telah memilih, sadar maupun tidak, dan orang itu bukanlah aku.
-Ai-
Aku bersahabat dengan Sei sejak kami masih sangat kecil. Saat mulai tumbuh remaja, gadis-gadis mulai mengejarnya. Entah bagaimana, aku pun mulai jatuh cinta padanya, tetapi aku memilih untuk menyimpannya. Lalu, datang Shin ke dalam lingkaran persahabatan kami. Dia membuatku jatuh cinta dan merasa dicintai. Kami bahagia, tetapi suatu hari Shin pergi dan tak bisa kembali lagi.
Novel "Ai" menceritakan
tentang sebuah cinta yang berawal dari persahabatan, yang telah lama
terjalin antara Ai dan Sei, sejak mereka lahir hingga sekarang saat umur
Ai 18 tahun, dan Sei satu tahun lebih muda darinya. Ayah Ai adalah
seorang ilmuwan Amerika, sedangkan ibu Ai adalah seorang
seniman kontemporer asal Indonesia. Mereka tinggal disebuah pemandian
umum yang dikenal dengan pemandian umum Nakaji. Sei tinggal bersama
keluarganya yang mempunyai restoran yang bernama restoran Matsumoto yang
berdiri bersebelahan dengan pemandian Nakaji. Sei memiliki kakak
perempuan bernama Risa yang tiga tahun lebih tua darinya.
Suatu ketika, seorang pemuda
dari Tokyo bernama Shin, hadir dalam persahabatan mereka. Banyak hal
baru yang diajarkan nya kepada Ai dan Sei. Saat Ai merasa sedih
mengingat kematian ibunya, Shin dan Sei membuatkan layang-layang untuk
menghiburnya.
Tiba saatnya mereka lulus
sekolah menengah dan akan melanjutkan sekolah untuk menjadi seorang
mahasiswa. Shin yang berencana pulang ke Tokyo dan melanjutkan
sekolahnya disana, kemudian mengajak Ai dan Sei untuk ikut bersamanya.
Ai pun setuju dengan ajakan Shin. Sedangkan Sei, pada awalnya dia
menolak karena tidak mempunyai biaya. Namun, Sei mendapatkan beasiswa
dan akhirnya mereka kuliah bersama di Universitas Tokyo (Todai).
Di tokyo, timbullah
konflik-konflik yang terjadi di antara mereka. Berawal dari pernyataan
Shin bahwa ia menyukai Ai. Pada awalnya Sei merasa cemburu dan marah.
Namun karena cintanya yang tulus kepada Ai, ia merelakan Ai dengan Shin.
Seorang perempuan pun muncul dalam kehidupan Sei. Natsu, seorang rekan
kerja di restoran tempatnya bekerja yang menyukainya. Namun, Sei hanya
menganggap Natsu sebagai teman baik.
Tak disangka, sebuah peristiwa
yang tak terduga dialami oleh Shin. Ia mengalami kecelakan hingga
meninggal dunia. Hal ini membuat Ai sangat terpukul sampai membuatnya
mengalami depresi. Sei dan Ai pun pulang ke kampung halaman mereka untuk
menebar abu jenazah Shin di pantai. Saat kembali ke Tokyo, Sei merasa
kesal karena Ai masih belum bisa menerima kepergian Shin. Sehingga, ia
pun meninggalkan Ai pulang ke kampuh halaman.
Waktu pun terus berjalan
hingga akhirnya Ai sadar dan mulai mencoba untuk menerima kepergian
Shin. Ketika teringat Sei, Ai pun memutuskan untuk kembali ke kampung
halaman. Saat Ai menemukan Sei, di sinilah ia sadar bahwa Sei memiliki
cinta yang tulus kepadanya, sebagaimana yang ia rasakan kepada Shin.
Namun, cinta Sei terlihat murni karena rasa persahabatan dalam cinta itu
memancarkan cahaya yang sangat terang. Cinta
tahu benar kapan saatnya untuk datang kembali dan menetap. Akan selalu
ada yang terluka karenanya, namun akan selalu ada senyum yang
mengimbangi luka tersebut.
Novel
ini menyajikan karakter yang kuat dan alur cerita yang menarik, setting
Jepang yang diambil pun membuat mereka yeng membaca novel ini merasakan
keindahan cinta yang dilukiskan oleh penulis. Banyak hal yang menarik
dari novel ini, termasuk cover imut
berwarna biru kehijauan dengan gambar sebuah boneka kayu wanita Jepang
dengan Kimono Merah dan Jepit kelapa berwarna senada. Gambar ini
didukung dengan beberapa bunga sakura yang mekar berwarna merah
keputihan. Cover yang cukup menarik perhatian bagi pembacanya khususnya para remaja dan muda-mudi.
Judul : Ai
Penulis : Winna Efendi
Judul : Ai
Penulis : Winna Efendi
Editor : Nurul Hikmah
Proof Reader : Widyawati oktavia
Penata Letak : Edwita Mirayana
Desain Sampul : Jefri Fernando
Redaksi : GagasMedia
Pemasaran : TransMedia
Cetakan pertama : 2009
Tokoh : Ai, Sei, Shin
Alur : Campuran
Latar : Jepang
http://wolloveblog.blogspot.com/2012/09/resensi-novel-ai.html
0 komentar:
Posting Komentar